D.. MASYARAKAT
dan MASSA
Masyarakat menurut
Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif
mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu
wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar
kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.
Massa secara umum massa
diartikan sebagai orang yang tidak saling mengenal, berjumlah banyak,
anggotanya heterogen, berkumpul di suatu tempat dan tidak individualistis.
Massa memiliki kesadaran diri yang rendah, tidak dapat bergerak dengan
terorganisir, tidak bertindak untuk dirinya sendiri melainkan terdapat “dalang”
di belakangnya yang berfungsi memanipulasi mereka. Ini berbeda pengertiannya
bila dikaitkan dengan ilmu komunikasi. Massa dalam
komunikasi lebih merujuk pada penerima pesan media massa atau disebut audience.
E.
Perilaku massa
Massa
dapat diartikan sebagai bentuk kolektivisme (kebersamaan). Massa adalah
kumpulan orang banyak dalam tempat, waktu yang sama dan biasanya mempunyai
tujuan yang sama. Oleh karena itu psikologi massa akan berhubungan perilaku
yang dilakukan secara bersama-sama oleh sekelompok massa. Fenomena kebersamaan
ini diistilahkan pula sebagai Perilaku Kolektif (Collective Behavior).
Dalam perilaku kolektif, seseorang atau sekelompok orang ingin melakukan perubahan sosial dalam kelompoknya, institusinya, masyarakatnya. Tindakan kelompok ini ada yang diorganisir, dan ada juga tindakan yang tidak diorganisir. Tindakan yang terorganisir inilah yang kemudian banyak dikenal orang sebagai gerakan social (Social Movement).
Perilaku kolektif yang berupa gerakan sosial, seringkali muncul ketika dalam interaksi sosial itu terjadi situasi yang tidak terstruktur, ambigious (ketaksaan/ membingungkan), dan tidak stabil.
Kondisi – kondisi pembentuk perilaku massa
Neil Smelser mengidentifikasi beberapa kondisi yang memungkinkan munculnya perilaku kolektif , diantaranya:
1. Structural conduciveness: beberapa struktur sosial yang memungkinkan munculnya perilaku kolektif, seperti: pasar, tempat umum, tempat peribadatan, mall, dst
2. Structural Strain: yaitu munculnya ketegangan dlam masyarakat yang muncul secara tersturktur. Misalnya: antar pendukng kontestan pilkada.
3. Generalized beliefs : berbagi interpretasi acara
4. Precipitating factors: ada kejadian pemicu (triggering incidence). Misal ada pencurian, ada kecelakaan, ada
5. Mobilization for actions: adanya mobilisasi massa. Misalmya : aksi buruh, rapat umum suatu ormas, dst
6. Failure of Social Control – akibat agen yang ditugaskan melakukan kontrol sosial tidak berjalan dengan baik.
Dalam perilaku kolektif, seseorang atau sekelompok orang ingin melakukan perubahan sosial dalam kelompoknya, institusinya, masyarakatnya. Tindakan kelompok ini ada yang diorganisir, dan ada juga tindakan yang tidak diorganisir. Tindakan yang terorganisir inilah yang kemudian banyak dikenal orang sebagai gerakan social (Social Movement).
Perilaku kolektif yang berupa gerakan sosial, seringkali muncul ketika dalam interaksi sosial itu terjadi situasi yang tidak terstruktur, ambigious (ketaksaan/ membingungkan), dan tidak stabil.
Kondisi – kondisi pembentuk perilaku massa
Neil Smelser mengidentifikasi beberapa kondisi yang memungkinkan munculnya perilaku kolektif , diantaranya:
1. Structural conduciveness: beberapa struktur sosial yang memungkinkan munculnya perilaku kolektif, seperti: pasar, tempat umum, tempat peribadatan, mall, dst
2. Structural Strain: yaitu munculnya ketegangan dlam masyarakat yang muncul secara tersturktur. Misalnya: antar pendukng kontestan pilkada.
3. Generalized beliefs : berbagi interpretasi acara
4. Precipitating factors: ada kejadian pemicu (triggering incidence). Misal ada pencurian, ada kecelakaan, ada
5. Mobilization for actions: adanya mobilisasi massa. Misalmya : aksi buruh, rapat umum suatu ormas, dst
6. Failure of Social Control – akibat agen yang ditugaskan melakukan kontrol sosial tidak berjalan dengan baik.
F.
Peranan Elite Terhadap Massa
Pelapisan sosial dan kesamaan derajat dapat kita
jumpai di lingkungan kita , berbagai hal dalam hal apa pun pasti tak luput dari
perbedaan dalam pemberian , kesamaan , kesetaraan , pembagian yang setimbang
dengan yang lainya. Misalnya peranan kaum elite terhadap massa.Biasanya kaum
elite selalu ingin dihargai dari kaum yang dibawahnya, dan suka berpliaku
sewenang – wenangnya.
Kita ambil contoh tentang kasus pengelapan pajak oleh
anggota komisi pajak dan maling ayam. Kenapa dalam memberikan hukuman, lebih berat
maling ayam dari pada korupsi. Bahkan maling ayam bisa sampai terkena hukum
massa yaitu pengroyokan. Tetapi kasus korupsi tidak sampai seperti itu. Itulah
perbedaan kesamaan drajat antara kaum elite dan massa tentang hukum. Dan
satu kasus lagi yang sering terjadi di daerah Aceh. Di daerah Aceh sangat
kuat sekali hukum yang ada disana. Tetapi itu hanya berlaku bagi rakyat biasa
tidak untuk kaum elite.
Mengapa di Negara kita sendiri, kita dan yang
lainnya saling membedakan. Padahal kita sebagai manusia saling membutuhkan
antara yang satu dengan yang lainnya dan mempunyai kesamaan drajat yang hampir
sama. Misal apabila kita saling menghormati orang lain maka kita juga akan
dihormati orang lain. http://kyucha.blogspot.com/2009/09/pengertian-publik-massa-masyarakat.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar